BANDUNG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat (Jabar) secara resmi menetapkan pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar periode 2025-2030. Penetapan ini diumumkan dalam acara yang digelar di Hotel Mercure, Kota Bandung, pada Kamis (9/1/2025). Surat Keputusan KPU Jabar Nomor 3 Tahun 2025 membenarkan pasangan dengan nomor urut 4 tersebut terpilih untuk memimpin Provinsi Jawa Barat.
Ketua KPU Jabar, Ahmad Nurhidayat, membacakan langsung surat keputusan tersebut di hadapan para tamu undangan. “Menetapkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat nomor urut 4, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan,” ujar Ahmad Nurhidayat.
Usai penetapan, Dedi Mulyadi menyampaikan komitmennya untuk tidak membagi-bagikan jabatan kepada relawan atau tim pemenangannya. Dalam pernyataan yang disampaikan pada acara syukuran pada Sabtu, 11 Januari 2025, Dedi menegaskan bahwa dirinya tidak menjanjikan apa pun selain perbaikan taraf hidup masyarakat Jawa Barat.
“Enggak ada (bagi-bagi jabatan). Mau bagi-bagi kepala dinas? Enggak bisa, apa yang dibagikan? Enggak ada. Sekarang ngomong komisaris, jangankan nambah komisaris, yang ada pun akan kita kurangi,” tegas Dedi Mulyadi, mengingatkan pentingnya komitmen untuk menjalankan pemerintahan secara profesional dan berfokus pada kepentingan rakyat.
Dedi juga mengungkapkan bahwa tim pemenangan yang mendukungnya akan bertransformasi menjadi Forum Jawa Barat Istimewa. Forum ini, menurut Dedi, akan bertugas untuk menyelesaikan berbagai persoalan sosial yang ada di Jabar, guna meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memastikan kecukupan kebutuhan hidup warga Jabar.
“Saya lebih condong menjadi yayasan sosial yang menyelesaikan berbagai masalah sosial. Itu bisa bergerak mereka, menyantuni anak-anak yatim, memelopori pembangunan rumah miskin, membangun infrastruktur di berbagai daerah. Kan banyak sumber-sumber yang nanti bisa dikelola, di luar pemerintahan yang itu diarahkan untuk mendorong pembangunan,” ujar Dedi menjelaskan.
Rencana Dedi yang menyebutkan dirinya lebih memilih pendekatan sosial daripada politik praktis ini semakin menambah sorotan terhadap gaya kepemimpinan yang akan diusungnya. Hal ini juga bisa dilihat sebagai respons terhadap kritik yang menyatakan bahwa politisasi jabatan dalam pemerintahan seringkali berujung pada praktik-praktik yang tidak transparan dan menguntungkan segelintir pihak.
Namun, janji Dedi untuk tidak membagi-bagikan jabatan dan berfokus pada pembangunan sosial ini tetap mendapat perhatian publik. Meski terkesan idealis, sejumlah pihak memandang ini sebagai tantangan besar dalam memastikan kelancaran roda pemerintahan dan mengatasi berbagai masalah struktural yang dihadapi Jawa Barat.
Dengan penetapan ini, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan resmi menjadi pemimpin Jabar untuk periode 2025-2030. Seluruh mata kini tertuju pada langkah-langkah konkrit yang akan mereka ambil untuk memenuhi janji kampanye, serta bagaimana mereka akan menyelaraskan tujuan pembangunan sosial dengan tanggung jawab besar sebagai pemimpin provinsi dengan populasi terbesar di Indonesia.