VOXASIA.ID, 2 Februari 2025 – Google X, divisi inovasi Google yang terkenal dengan berbagai proyek ambisiusnya, baru saja memperkenalkan startup terbaru yang lulus dari inkubator mereka, Heritable Agriculture. Startup ini berfokus pada penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untuk meningkatkan cara tanaman ditumbuhkan, dengan tujuan mengatasi tantangan besar di sektor pertanian.
Heritable Agriculture mengklaim bahwa meskipun tanaman adalah sistem yang sangat efisien, pertanian modern memberikan dampak besar terhadap lingkungan. Menurut mereka, sektor pertanian menyumbang sekitar 25% dari emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan menjadi penyumbang terbesar untuk konsumsi air tanah serta pencemaran air. Untuk itu, startup ini berupaya mengubah industri pertanian yang sudah berusia lebih dari 12.000 tahun dengan pendekatan berbasis data dan teknologi canggih.
Dengan menggunakan AI, Heritable menganalisis genom tanaman untuk menemukan kombinasi yang dapat meningkatkan hasil panen, sambil mengurangi konsumsi air dan meningkatkan kapasitas penyimpanan karbon tanaman. Mereka telah menguji model yang dikembangkan pada ribuan tanaman di ruang uji coba khusus di markas besar Google X di Bay Area, serta melakukan riset lapangan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat seperti California, Nebraska, dan Wisconsin.
Brad Zamft, pendiri dan CEO Heritable Agriculture, menjelaskan bahwa perusahaan tidak berencana mengembangkan tanaman hasil rekayasa genetika (GMO), melainkan lebih fokus pada pembudidayaan tanaman dengan metode yang lebih konvensional, seperti pemuliaan tanaman melalui persilangan. Zamft yang sebelumnya bekerja di Bill & Melinda Gates Foundation dan beberapa startup di bidang bioteknologi, bergabung dengan Google X pada 2018 dan memimpin proyek yang akhirnya melahirkan Heritable.
āKami tidak sedang mengembangkan tanaman yang disunting gen-nya. Fokus kami adalah mengidentifikasi tanaman yang tepat untuk dibudidayakan dan melakukan pemuliaan dengan cara yang lebih baik,ā kata Zamft dalam wawancara dengan TechCrunch.
Startup ini juga tidak mengeksplorasi penggunaan mutagenesisāproses pembuatan mutasi pada tanaman melalui bahan kimia atau radiasi. Zamft menambahkan bahwa, meskipun teknologi penyuntingan gen seperti CRISPR mungkin akan digunakan di masa depan, untuk saat ini mereka lebih memfokuskan usaha mereka pada metode pembudidayaan yang lebih tradisional.
Perusahaan ini baru saja mengumpulkan pendanaan awal melalui FTW Ventures, Mythos Ventures, dan SVG Ventures, dengan Google juga berinvestasi di dalamnya. Namun, Zamft belum mengungkapkan lebih lanjut mengenai mitra komersial atau timeline terkait pengembangan teknologi ini.
Dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak negatif pertanian terhadap lingkungan, Heritable Agriculture berambisi untuk membawa sektor pertanian menuju era baru yang lebih berkelanjutan, dengan mengandalkan kekuatan AI untuk mengoptimalkan hasil tanaman tanpa merusak ekosistem.
sumber : TechCrunch