Bandung – Masjid Istiqamah Citarum Kota Bandung dipadati oleh ratusan jamaah yang melaksanakan ibadah i’tikaf pada malam ke-20 Ramadhan, Jumat (21/03/2024). Rangkaian ibadah i’tikaf dimulai dengan qiyamul lail dan dilanjutkan dengan tahajud. Selain itu, panitia juga menyediakan makan sahur bagi jamaah yang mengikuti i’tikaf.
Panduan I’tikaf pada 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan
Salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan adalah beri’tikaf di masjid atau tempat ibadah lainnya. I’tikaf dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keutamaan Lailatul Qadar.
Dalil I’tikaf 10 Hari Terakhir Ramadhan
Tradisi i’tikaf berasal dari kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadhan selalu mengajak keluarganya untuk beribadah kepada Allah SWT.
Diriwayatkan dari hadits:
لم يكن النبي صلى الله عليه وسلم إذا بقي من رمضان عشرة أيام يدع أحدا من أهله يطيق القيام إلا أقامه
Artinya: “Nabi Muhammad SAW, ketika 10 hari terakhir bulan Ramadhan tiba, beliau tidak pernah membiarkan anggota keluarganya yang mampu melakukan shalat malam (qiyamul lail) untuk meninggalkannya. Beliau selalu mengajak mereka untuk bangun dan shalat.” (HR. At-Tirmidzi)
Selain itu, Sayyidah Aisyah RA juga meriwayatkan:
عن عائشة رضي الله عنها زوج النبي صلى الله عليه وسلم أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يعتكف العشر الأواخر من رمضان حتى توفاه الله ثم اعتكف أزواجه من بعده
Artinya: “Dari Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW, bahwa Nabi Muhammad SAW beritikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat. Kemudian para istrinya mengikuti i’tikaf pada waktu tersebut setelah wafatnya beliau.”
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Rasulullah SAW bersabda:
مَنِ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَعْتَكِفَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ
Artinya: “Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaflah pada 10 malam terakhir.” (HR. Ibnu Hibban)
Pengertian I’tikaf
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selama i’tikaf, seorang muslim disunnahkan melakukan berbagai ibadah seperti dzikir, membaca Al-Qur’an, bertasbih, bermuhasabah, dan mendengarkan kajian keagamaan. Tujuannya adalah memutuskan diri dari urusan dunia untuk fokus pada akhirat.
Rukun I’tikaf
Rukun i’tikaf ada empat, yaitu:
- Niat: Mengikrarkan niat untuk beri’tikaf karena Allah SWT.
- Berdiam di Masjid: Minimal selama waktu tumaninah dalam shalat.
- Tempat I’tikaf (Masjid): Masjid atau tempat ibadah lainnya yang memungkinkan untuk shalat berjamaah.
- Orang yang Beri’tikaf: Muslim yang memenuhi syarat-syarat i’tikaf.
Syarat I’tikaf
Syarat sah i’tikaf ada tiga:
- Beragama Islam: Hanya muslim yang boleh melakukan i’tikaf.
- Berakal Sehat: Tidak sah bagi orang yang tidak waras atau hilang akal.
- Bebas dari Hadas Besar: I’tikaf tidak sah bagi orang yang sedang junub, haid, atau nifas.
Macam-Macam I’tikaf
I’tikaf dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- I’tikaf Mutlak:
Tanpa batasan waktu dan tidak terus-menerus.
Niat:
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ للهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah.”
- I’tikaf Terikat Waktu tanpa Terus-Menerus:
Dilakukan selama satu hari atau satu malam.
Niat:
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَوْمًا/لَيْلًا كَامِلًا للهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu hari/satu malam penuh karena Allah.”
- I’tikaf Terikat Waktu dan Terus-Menerus:
Biasanya dilakukan selama satu bulan penuh.
Niat:
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ شَهْرًا مُتَتَابِعًا للهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu bulan berturut-turut karena Allah.”
Ketentuan dalam I’tikaf
Jika seseorang keluar dari masjid tanpa maksud kembali, kemudian kembali lagi, maka ia harus berniat lagi. Namun, jika ada niat untuk kembali, baik ke masjid yang sama maupun masjid lain, niat sebelumnya tetap berlaku dan tidak perlu niat baru.
Semoga dengan melaksanakan i’tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan, kita dapat meraih ridha Allah SWT dan keberkahan Lailatul Qadar. Aamiin.